Senin, 03 Maret 2014

Tugas SIM pertemuan 2

PT PERTAMINA
Jakarta – TAMBANG. Keberhasilan PT Pertamina (Persero) pada bisnis hulu minyak dan gas (migas) ternyata tidak hanya di dalam negeri. Namun cukup teruji pula di luar negeri. Salah satu ladang minyak milik BUMN ini di mancanegara, yakni Blok SK-305 Malaysia yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi, ternyata telah berproduksi. 

Pada lapangan yang dikelola bersama dengan Petronas dan Petrovietnam itu, keterlibatan orang-orang Pertamina mencapai 80-95%. Termasuk menciptakan konsep geologinya, dan menangani shallow water dengan small field development. Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi, Dwi Martono mengatakan, minyak pertama dari Blok SK-305 Malaysia, telah menyembur pada 24 Juni 2010. Pada hari pertama, dari dua sumur pengembangan yang dibor, yakni D30.D1 dan D30.D3, telah mampu dihasilkan minyak sekitar 3.000 barel per hari (BOPD). 
Lalu catatan produksi pada 29 Juni 2010 menunjukkan peningkatan minyak menjadi sebesar 6.250 BOPD dan gas 8,3 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Pada 7 Juli 2010, produksi minyak tercatat sekitar 9.000 BOPD. Blok SK-305 terletak di Pantai Barat Sarawak, Malaysia. Lapangan migas seluas 16.400 kilometer persegi itu, merupakan ladang kerja sama yang ditandatangani pada 23 Juni 2003 antara Pertamina yang menguasai 30 persen saham, Petronas Carigali dari Malaysia (40 persen) dan Petrovietnam dari Vietnam (30 persen). 




“Maklum fasilitas di sana sudah berusia lebih dari 20 tahun, sehingga perlu sedikit penyesuaian ketika harus menerima hasil produksi dari Blok SK-305, dengan tekanan yang relatif tinggi,” ujar Dwi Martono di Jakarta, pekan lalu. Untuk menyesuaikan kapasitas di lapangan D35, tambahnya, dibutuhkan waktu sekitar satu bulan. Sementara skenario produksi minimal dari Blok SK-305 ditargetkan sekitar 12.000 BOPD, dan 40 MMSCFD gas.
Kesuksesan ini menjadi landasan bagi Pertamina untuk menunjukkan kapasitas dan kapabilitasnya dalam mengelola blok-blok migas lain di seluruh dunia,” tandasnya. Abdul Muthalib Masdar, Manajer Asia Australia Pertamina Hulu Energi mengungkapkan, keberhasilan ini merupakan satu proses yang luar biasa. Karena untuk pertama kali aset internasional Pertamina berproduksi.
Ketiga perusahaan membentuk joint operatorship bernama PCPP Operating Co. Sdn. Bhd (PCPP = Petronas Carigali – Pertamina–Petrovietnam). Menurut Dwi, tripartit didirikan atas dasar semangat ASEAN, dan keinginan untuk menjadi pemimpin dalam bisnis minyak minimal di Asia Tenggara, dan nantinya di Asia Pasifik, bahkan di tingkat global.
Ia menjelaskan, produksi SK-305 Malaysia belum bisa digenjot maksimal, karena keterbatasan fasilitas produksi di lapangan D35 milik Petronas Carigali (PCSB) yang menampung hasil produksi dari Blok SK-305. 


 “Terlebih karena kita akhirnya memiliki satu formula bagaimana mengelola suatu proyek dengan karakteristik yang sulit, dan pada awalnya kita diragukan banyak pihak bakal mampu menanganinya,”ujarnya.Bambang Manumayoso, VP Overseas Assets, Direktorat Usaha Internasional PHE menambahkan, keterlibatan orang-orang Pertamina di SK-305 Malaysia sangat tinggi, sekitar 80-95%. “Termasuk konsep geologinya kitalah yang menciptakan. Kini kita bisa dengan bangga menyatakan diri mampu menangani shallow water dengan small field development,” tegasnya.Dari sisi korporasi, keberhasilan ini membuktikan bahwa PHE telah mampu menjalankan tugas yang diminta oleh pemegang saham, yaitu mendapatkan minyak dan membangun sinergi antar anak perusahaan.“Melalui proyek ini kita membuktikan apa yang disebut Pertamina Incorporated, karena kita mendapat dukungan teknologi dari EPTC maupun internal technology support lainnya. Ini sesuatu yang positif bahwa kita memiliki dukungan teknologi hulu yang tangguh,” ungkap Bambang. 

0 komentar:

Posting Komentar